Market Inteligent
Market
Inteligent ini termasuk dalam rangka pengumpulan informasi pemasaran.
Perusahaan harus mempunyai data yang merupakan informasi pemasaran yang
sangat dibutuhkan oleh manajer pemasaran. Sistem informasi pemasaran
merupakan kegiatan orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan,
menganalisa, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi secara tepat, akurat
yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan pemasaran. Informasi pemasaran ini dapat
diperoleh dari dalam perusahaan (internal) maupun luar perusahaan (eksternal).
Informasi
internal dapat diperoleh dari karyawan, dokumen, catatan penjualan pada
periode tertentu. Sedangkan informasi dari luar dapat diperoleh dari
berbagai sumber agen, tenaga penjual, toko pengecer, konsumen dan
lain-lain. Salah satu sumber informasi eksternal berasal dari market
inteligent dan research pemasaran. Apa yang dimaksud dengan marketing
inteligent system adalah A Marketing Intelligence System is a set of
procedures and sources used by managers to obtain their everyday information
about pertinent developments in the marketing environment. (Philip
Kotler, 1997: 112).
Artinya
sistem intelijen pasar adalah seperangkat prosedur dan sumber yang
digunakan oleh manajer untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan
lingkungan pemasaran.
Para
manajer pemasaran biasanya melakukan intelijen pasar dengan mencari
informasi dari surat kabar, majalah-majalah bisnis, wawancara dengan
konsumen, pemasok, tenaga penjual, atau mengamati kegiatan yang dilakukan oleh
saingannya dan sebagainya.
Seorang wirausaha yang akan
membuka sebuah toko kelontong dapat saja melakukan intelijen pemasaran
dengan mengamati sendiri atau menyuruh karyawannya untuk mengamati toko
saingan yang ada disekitar lokasi yang ditempatinya. Petugas atau karyawan
Intel ini dapat melakukan pengamatan ke toko saingan dengan mencatat
daftar harga penjualan toko saingan. Kemudian dicatat pula segala informasi yang
berharga mengenai pertokoan misalnya tata letak barang, pengelompokan barang,
banyak jenis barang, pengaturan display, luas toko, keramahan para pramuniaga,
kebersihan toko dan sebagainya. Semua informasi ini sangat berharga untuk
disampaikan kepada wirausaha yang akan membuka toko baru.
Ada empat langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas intelijen pemasaran:
- Melatih dan mendorong staf penjualan untuk menemukan dan melaporkan perkembangan baru di pasar. Para penjual ini merupakan mata dan telinga dari perusahaan. Mereka dapat menampung segala bentuk informasi berupa saran dan kritik terhadap produk yang di pasarkan.
- Perusahaan mengirim spesialis untuk mengumpulkan intelijen pemasaran ke toko lain sebagai mystery shoppers (pembeli siluman) yang berperan seperti pembeli sesungguhnya membeli berbagai jenis barang. Pembeli siluman ini dapat mengetahui harga barang dan cara bagaimana pramuniaga memperlakukan pelanggannya. Bagi sebuah perusahaan rumah makan atau restoran dapat menyediakan dana makan Siang buat manajernya di rumah makan lain sambil mengumpulkan informasi mengenai rasa makanan, harga, dan pelayanan yang diberikan oleh rumah makan saingannya tersebut.
- Perusahaan membeli informasi dari pihak luar atau pun dari agen-agen penjualan berbagai komoditi.
- Beberapa perusahaan membentuk suatu pusat pemasaran dan mengumpulkan informasi dengan cara menyebarkan intelijen pemasaran.
Turbo Marketing
Konsep Turbo Marketing ini diperkenalkan oleh Philip
Kotller lewat artikelnya dalam The Journal of Business Strategy, bulan
September/Oktober 1991, dengan judul "Turbo Marketing Through Time
Compression". Konsep Turbo Marketing ini merupakan perkembangan
terakhir dari gejala pemasaran yang menghendaki layanan tercepat buat
konsumen. Kecepatan layanan merupakan tuntutan konsumen mass kini, sejalan
dengan meningkatnya suasana globalisasi di segala bidang kehidupan, dan dunia
makin transparan, tidak ada lagi batas antara negara-negara, waktu dari
jam ke jam berjalan sangat cepat.
Suasana pertempuran dalam marketing betul-betul sudah
berubah dengan meninggalkan strategi tua yang sudah kuno secara
berangsur-angsur, setahap demi setahap sejak dulu.
Pada gelombang pertama dulu, persaingan marketing, ditandai
oleh strategi produsen membuat barang dengan harga lebih murah dari saingan,
karena adanya penurunan harga pokok, dan bekerja lebih efisien.
Gelombang kedua muncul strategi produsen mendesain barang
berbeda dengan produk saingan dalam hal hiasan, style, bentuk rasa dan
sebagainya. Gelombang ke tiga produsen membuat barang makin hari makin
baik, seperti yang diterapkan oleh produsen Jepang melalui prinsip total
quality control-nya. Mereka sangat memperhatikan needs dan wants dari
konsumen.
Tahun 1990 merupakan gelombang keempat, produsen mulai
dengan strategi memproduksi, melayani dan mengirim barang lebih cepat dari saingan.
Inilah yang merupakan ajang persaingan abad ini, dengan istilah Turbo
Marketing. Strategi ini sudah dimulai pertama-tama oleh perusahaan optik, yang melayani
secara cepat peranan kacamata, juga layanan makanan yang terkenal dengan
fast food, layanan cuci cetak foto 1 menit, layanan pos dan giro yang
meng-introdusir pos kilat khusus, kilat patas, layanan kereta api, bus patas,
layanan telekomunikasi oleh PT. Telkom dan sebagainya.
Menekan waktu, (time compression), adalah suatu strategi
memenangkan persaingan abad ini dan sangat diharapkan oleh konsumen. Biasanya
jika ada satu perusahaan sudah berhasil menekan waktu, maka dia akan lari
terus meninggalkan saingannya. Dikatakan bahwa leaders never rest,mereka
tidak akan pernah istirahat mencipta lagi yang baru.Seorang pengusaha haruslah
seorang yang kreatif terus menerus dan tidak pernah lengah dari mengamati pasar
dan saingannya.
Untuk memasuki suatu pasar tertentu yang tampaknya sulit,
biasanya dapat ditembus dengan menggunakan mega marketing. Apa yang dimaksud
dengan mega marketing adalah the strategic coordination of
economic, psychological, political, and public-relations skills to gain the
cooperation of a number of parties in order to enter and/or operate in a given
market, (Philip Kotler, 1997: 274)
Artinya Mega Marketing adalah koordinasi yang strategi dari
keahlian ekonomi, psikologi, politik, dan keahlian public relations untuk
mendapatkan kerja sama dari berbagai pihak untuk memasuki suatu pasar
tertentu.
Suatu contoh diberikan oleh Kotler bagaimana perusahaan Pepsi menggunakan strategi mega marketing untuk memasuki pasar India. Seperti diketahui India sangat tertutup untuk dimasuki produk-produk luar negeri. Produk Coca-Cola sudah diminta agar keluar dari pasar India. Setelah itu pepsi mencoba merumuskan strategi baru bagaimana caranya agar dapat memasuki pasar India yang mendapat banyak tantangan dari perusahaan minuman lokal dan juga dari anggota-anggota dewan yang anti produk asing. Pepsi mencoba bernegosiasi dengan pemerintah India bahwa apabila Pepsi diperkenalkan masuk ke pasar India maka Pepsi akan membantu mengekspor berbagai produk pertanian India. Pepsi juga akan membantu pembangunan daerah pedalaman India dan juga akan mendatangkan teknologi untuk memproses makanan, pengolahan air kepada India. Jadi strategi Pepsi adalah menawarkan sejumlah manfaat yang akhirnya mendapat sokongan dari berbagai kelompok yang berkepentingan di India. Keberhasilan Pepsi memasuki pasar India ini tidak lagi menggunakan bauran pemasaran dengan elemen 4P tetapi sudah menjadi 6P yaitu ditambah dengan P5 = Politik dan P6 = Publik Opinion. Pengalaman yang dapat dipetik dari keberhasilan terobosan pemasaran Pepsi ini, bagi seorang wirausaha tidak ada kamus menyerah.
Seorang wirausaha harus mencoba segala kreativitasnya untuk mencapai sasaran apa yang diinginkan. Tentu saja segala upaya ini harus berjalan secara legal tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji, sebab kegiatan-kegiatan yang tidak terpuji seperti penyogokkan, penyelundupan, akhirnya akan tercium juga dan akan berbalik menjadi bumerang yang akan menghancurkan wirausaha sendiri.